Berlari aku terjatuh
Berjalan aku tertatih
Berdiri aku tak seimbang
Melihat aku minitik
Mendengar aku terbising
Menyentuh aku terluka
Mendekat aku terlempar
Menjauh aku tersayat
Berkhayal aku tersenyum
Bermimpi aku bahagia
Terbangun, lalu ku berdiri
Goyah tak seimbang. Lalu terdiam.
Lantas?
Kucari mimpi itu, terus berjalan terus berlari.
Meski tertatih, meski terjatuh entah kesekian.
Menemukan sosok nyata dirinya yg kulihat dalam mimpi.
Kutemukan.
Lantas?
Kuhampiri, seperti bayang semu namun indah nyata.
Berdiri aku dihadapan.
Terhempas
Tertindas
Terulang
Lantas?
Diam, termenung, menatap, bertahan.
Demi bersama
Untuk bahagia.
Cukup panjang
untuk menemukan
Kenyataan
lucu mungkin baginya
dianggap keledai
mengapa aku.
pahit bisa hilang dengan manis
benci bisa hilang dengan cinta
sebaliknya.
yang kulakukan dulu untuk merubah rasa
kini, entah akan terulang lagi.
namun sampai saat ini rasaku belum berubah.
dan kau tau itu.
Teriakan yang tak satupun mengerti
akupun begitu.
terdiam dalam kenyataan.
mencoba menumpahkan rasa dalam kata.
cukup aku sendiri yang tahu.
tertawa mungkin bagi mereka
cerita konyol tentang daya seorang manusia
seharusnya dapat pergi dan berpaling namun tak sanggup
bukan karna tak mampu, tapi rasa apa ini
rasa yang terus ada sampai saat ini.
semakin merendah, mengemis, terkikis
bukan untuk harap belas kasihan
namun agar tau apa itu kesungguhan
tahu, pura pura tak melihat
menganggap ini lelucon
seorang aku
kehilangan aku
dianggap keledai
mengapa aku.
pahit bisa hilang dengan manis
benci bisa hilang dengan cinta
sebaliknya.
yang kulakukan dulu untuk merubah rasa
kini, entah akan terulang lagi.
namun sampai saat ini rasaku belum berubah.
dan kau tau itu.
No comments:
Post a Comment