Wednesday, February 6, 2013

lalu, "pecinta" atau "penikmat" alam?

Hai, adakah yang banyak mengetahui dampak pemanasan global? Yang (katanya) di masa depan bumi akan semakin panas, es di kutub mencair, air laut meninggi dan pulau - pulau semakin tenggelam. Siapa yang tidak tahu penyebabnya. Ceritanya, di masa kini banyak limbah pabrik yang tidak ramah lingkungan, polusi kendaraan dimana-mana, penebangan hutan secara liar dan masih banyak lagi penyebab lain. What’s next?


Sudah banyak orang yang menyebarkan isu mengenai bumi di masa datang. Dari penelitian yang beredar sih sepertinya mengerikan. Lalu manusia mulai melakukan sesuatu. Ada yang menyebarkan notes (termasuk penulis), mengikuti seminar Go Green dan juga merayakan “hari bumi” dengan mematikan lampu. Tapi apakah kamu yakin bumi dilahirkan pada tanggal itu? Apa bumi hanya diperhatikan satu hari dalam setahun? Tak seimbang pastinya dengan eksploitasi yang dilakukan manusia. Selalu ada manusia dengan mental baik dan buruk. Tak bisa dipungkiri ada yang menjadi penghancur dan pemelihara. Coba kita amati apa yang kita lakukan setiap hari.
“Dimana kamu sering membuang sampah?”
 “Siapa yang  menyalakan lampu rumah dan sering lupa mematikannya?”
“Berapa tanaman yang pernah kamu tanam?
Ingatkah saat masih bayi kita selalu diberi susu dan makanan bernutrisi? Kita tidak tahu apa fungsinya saat itu. Setelah dewasa bayi itu mulai berfikir dan mengerti kenapa dulu diberi susu dan makanan bernutrisi. Bayangkan jika saat bayi kita diberi rokok dan secangkir kopi.
Tak perlu memikirkan bumi, pikirkan saja lingkungan sekitar kita. Benarkah yang kita lakukan kepadanya?
Tanggal 27 Januari lalu, ada contoh kecil dari sebuah organisasi pecinta alam SMA di Madiun. KICITA (Kita Cinta Alam), nama yang unik untuk sebuah organisasi pecinta alam. Beberapa tahun terakhir mereka melakukan penanaman pohon di hutan gundul di kawasan Madiun. Tak seberapa memang jumlah orang yang mengikuti. Hanya puluhan anak SMA serta siswa SMP perwakilan sekolah masing – masing. Mereka bekerjasama dengan KPH untuk meminta bibit dan pemilihan sektor tanam.
Belum ada yang merasakan dampaknya saat ini. Tapi ingatlah ketika kau sudah tua dan tak berenergi, apa yang kau lakukan saat muda merupakan tindakan yang tepat.
“Jangan pikirkan kerusakan bumi akibat pemanasan global. Rawat saja lingkunganmu!”
Mungkin itu yang ingin mereka katakan kepada manusia lain yang masih sibuk dengan angan – angan yang terjadi di masa depan.

Salam,
Seorang penanam yang tersenyum melihat tanamannya 5 tahun lalu tumbuh melebihi dirinya.


Sunday, February 3, 2013

ironi

Dan kini aku hamparkan lagu sendu di kerenungan jiwa
Ketika matahari enggan menyinari bumi
Ketika bulan tak nampak di tengahnya malam.

Aku petikkan irama senyum kesedihan
Dalam bait – bait resah pembelenggu perasaan
Nada indah perajut luka
Diiringi lantunan kisah bahagia tak bermakna

Kini aku hamparkan deretan kata pengarti cinta
Terkubur dalam selimut duri tajam menusuk rasa dalam bicara
Melodi kasih pelebur raga
Lemah tak berdaya karena cinta enggan berdusta

Aku ingin bernyanyi, tapi waktu enggan memberi
Tinggal harap bercerita tentang sendu pilu jiwa yang layu
Dan akhirnya kunyanyikan sendiri dalam hati
Untukku karena tak seorangpun mengerti.