Tuesday, July 31, 2012

hidup


Nada, irama dalam bait – bait kata
Menyejukkan.
Lantang, lirih, merdu
Simphoni laku kehidupan

Tergores dalam karya pujangga
Berbinar semesta dengan suara
Melalui lantunan dari nirwana
Lalu merasuk dari sela indera

Terdengar
Kata penuh makna
Cipta karsa manusia
Merasuk, menjelma
Menemani dalam keping cerita


Selaksa terlupa
Dunia tak hanya ilusi semu
Nyata, terus menitih
Ketika berhenti lalu bergeming
Berlari atau mati?


Tersadar
Malaikat kecil gusar menilik
Ternyata dunia bukan surga 
Waktunya menjemput separuh jiwa
Menulis lembar takdir yang sesaat pernah terlupa.

Saturday, July 28, 2012

Bukan Tanpa Alasan


Siang begitu terik dan malam begitu dingin
Tapi menyatu
Semua yang ada memang tak sendiri


Siang - malam
Terang - gelap
Putih - hitam
Muda - tua
Manis - pahit
Bumi - langit
Laki laki - perempuan

Manusia mengerti dan mencari
Karena semua berawal dari perbedaan
Perbedaan untuk saling bersama
Perbedaan untuk saling menemukan
Bukan tanpa alasan


Lalu apa? Tanyalah kepada cinta dan perasaan
Karena setiap tangan akan saling menggenggam
Setiap mata akan saling menatap
Dan setiap hati akan saling mengisi.

Sunday, July 22, 2012

Kafe PLP

Selamat datang bulan Ramadhan. Kali ini saya dan teman - teman Palapsi melakukan event dana sekaligus untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan. Event dana yang dilakukan yaitu membuka lapak untuk berjualan ta'jil di lembah UGM. Seperti kebiasaan setiap tahun, Lembah UGM memang menjadi lokasi dimana banyak orang berjualan makanan dan minuman untuk berbuka. Lokasi berjualan tepatnya di seberang pertigaan Fakultas Hukum, di depan kandang rusa. Ada beberapa jenis makanan yang dijual antara lain es buah, es kopyor, jelly punch, roti bakar dan juga pasta. Semangat berproses!

Rasakanlah


Hari dimana aku telah menemukan arti.
Aku
Aku merasakan aku. Benar ataupun salah, itu aku. Sayang ataupun sakit, itu aku. Aku berarti.
 Aku
Tak terpikirkan orang lain. Biarkan orang memilih, biarkan orang lain menilai apa yang ingin mereka lakukan.
Aku
Segenggam hati berisi perasaan cinta dan kasih. Memang sakit, perih. Sudahlah. Percayalah bahwa semua itu penuh makna. Jika seseorang yang sangat aku sayangi menghilang, ikhlaskan. Biarkan sinar matahari, bulan dan bintang mengiringi langkahnya. Semoga hidupmu bahagia.
Aku
Aku hidup. Hidup memang penuh makna, penuh arti. Sudahlah. Aku kini memaknai apa yang terjadi. Tak ada yang salah dengan cinta. Biarkan angin mengantarkan guguran guguran jiwa rapuh. Biarkan jiwa itu pergi.
Aku
Bukan seseorang yang perlu dikasihani. Sudah cukup kasih yang diberikan olehMu Tuhan. Aku masih bisa merasakan hidup. Aku masih punya bahagia, suka cita, cinta dan kasih yang akan terus ada. Bersemayam di setiap rongga rongga hati seorang laki laki. Aku tahu Tuhan mengerti. Karena itu Ia menciptakan aku.
Aku
Menciptakan seorang aku agar bisa merasakan tegar. Bukan orang lain. Biarkan masalah ini larut. Aku percaya suatu saat nanti, Tuhan akan menunjukkan yang terbaik. Mengisi butir butir kisah dengan senyum tawa yang sesungguhnya.
Kau
Rasakanlah. Setiap waktu yang berlalu nanti, biarkan cinta yang sebenarnya hadir. Bukan hanya dari apa yang kau pikir dan apa yang kau rasa. Tapi dari semuanya. Kasih sayang yang sebenarnya akan hadir. Hadir padamu. Rasakanlah. Kejujuran pasti akan nyata. Kemudian berfikirlah. Berfikir dengan tulus, ikhlas. Berfikirlah, mana yang benar. Kemudian jujurlah dengan apa yang kau rasa. Jangan mengingkari, karena setiap helai kebohongan akan terbayar dengan luka. Biarkan kekuatan kejujuran mengisi setiap warna kehidupan. Jika kejujuran terasa perih, laluilah. Tetaplah pada kejujuranmu. Suatu saat nanti kau akan merasakan. Siapa seseorang yang benar benar tulus memperhatikan dan menyayangimu dengan hati.

Tuesday, July 17, 2012

Mulai Kembali


-                 Kini terlepas. Aku sudah berpindah dari satu sisi kehancuran. Setidaknya sudah mulai merasakan indahnya kebahagiaan. Aku sudah bisa tertawa. Suatu hal yang biasa dilakukan banyak orang, ini mulai kurasakan. Hal yang pernah hilang, kembali seiring riang tawa orang orang disekitarku. Ketika setitik aroma lembut harummu menerpa, kurasakan kesejukan hati. Ya, itu kamu. Dan aku yakin itu kamu. Keyakinan yang pasti. Dan apabila ikatan batin itu nyata, kita akan bersama. Aku tahu, kau dan aku kini dalam kebimbangan dengan apa yang terjadi. Aku tetap yakin dengan hatiku, menunggu hatimu untuk kembali, bersatu dalam bingkai indah keabadian.

Cerita Kepada Tuhan


-          Tuhan, sejujurnya aku masih dalam keraguan. Aku masih dalam kegundahan jiwa. Batinku terus mencoba untuk ikhlas. Aku merasakan. Ikhlas, tulus. Ya Allah, berikan aku petunjuk. Berikan aku satu jalan yang pasti. Yang terbaik untuk semuanya dan yang terbaik untukku. Aku tidak ingin menyakiti hati siapapun, aku ingin semuanya bahagia. Tunjukkan jalan yang terbaik. Untukku untuk bertindak. Aku juga tak ingin batinku terus tersiksa. Dan aku juga tak ingin orang lain terluka. Kemana aku mencari petunjuk selain kepadaMu. Tunjukkanlah, tunjukkanlah ya Allah. Aku ingin semuanya berlalu dengan kebahagiaan. Tak hanya kebahagiaan untuk sebagian, tapi untuk semuanya. Semuanya tanpa ada batin yang terluka. Kembalikan kami yang dulu. Kami bukan aku dan dia, tapi aku, dia dan seseorang yang juga aku sayangi. Kami yang selalu bersama, kami yang selalu ada dalam suka maupun duka, kami yang selalu berbagi.

Membuka Mata


              Waktu senja di pagi hari. Bahkan ketika mataku baru mulai membuka jendela kehidupan, kenapa tak ada rasa bahagia muncul dari jiwa yang baru menghirup udara sejuk segar? Serta embun yang sedikit demi sedikit menetes dari ujung ujung daun hijau dengan berjuta harapan indah. Namun sirna. Tetesan cermin kesejukan dan kebahagiaan. Tapi berubah tangis, kenapa dengan itu? Terus kau menghilang. Melihat aku seperti orang mati yang tak berguna untuk apapun. Hingga mungkin kau berfikir aku tak memiliki rasa. Ya, aku cuma bisa bertahan. Kau tahu tapi mengapa kau begitu. Semua aneh. Entah apa kau memang tega, atau bagaimana yang kau ingin lakukan kepadaku. Aku benar benar tak tahu. Bertahanlah ka, bertahanlah.bertahan dengan rasa cinta dan kasih sayang yang dalam. Dan sampai sekarang, yakinlah dengan kepercayaanmu. Kepercayaan yang memang di suatu sisi membuatmu ragu. Kehancuran dan kebahagiaan seperti menampar di tiap bagian hati. Remukkan saja aku kalau memang itu maumu. Namun bila itu bukan maksudmu, jangan terus kau begini. Aku terambang dalam lautan kesedihan. Seperti ada seseorang yang menjulurkan tanganya, kadang sirna, kadang nyata. Suatu saat nanti, dan apabila aku masih bertahan dengan keyakinan ini, kembalikan aku. Dan aku rasa hanya kamu, dan hanya kamu satu satunnya separuh jiwa yang bisa mengembalikan keadaan. Mengembalikan semua jiwaku, yang tinggal kepingan kepingan kecil terpecah berserakan. Aku ingin dan sangat ingin kita bahagia, tak hanya kamu, tak hanya aku.

Tanpa Arah


Otak, pikiran, logika, kemana kalian? Aku tak ingin terus tersungkur dalam jurang kesendirian,semakin hancur dengan terpaan tebing tebing tajam yang semakin tak beraturan.
Otak, pikiran, logika, dimana kalian bersembunyi? Hilang sekejap meninggalkanku dengan satu masalah yang aku tak mampu mengatasi itu. Apa ini? Sakit apa ini? Sakit yang tak kunjung usai, tak kunjung sirna meski waktu terus berlalu. Tuhan, kembalikan aku. Kembalikan semua rasa cinta dihatiku. Hilangkan luka ini. Aku sudah cukup merasakan pahit, aku sudah rapuh karena ini. Ya, cuma karena ini. Satu hal yang mungkin hanya satu satunya hal yang bisa membuatku hancur. Aku ingin tertawa lepas, aku ingin teriak dan melepas rasa pahit, muak, benci, kecewa, amarah yang terpendam jauh didasar jiwa. Jiwa yang dulu penuh cita, penuh asa dalam hidup. Ini bukan aku Tuhan, dimana aku berada? Utuhkan jiwa, raga, pikiran, hati dan perasaan ini. Kembalikan aku, aku mohon.


Di Tepi Jurang Kehancuran

Friday, July 13, 2012

Bimbang


Seperti kereta yang terus mengikuti alur kemana akan tertuju. Semua hati dan pikiran akan merasakan apa yang sedang dialami. Tapi kamu tidak, aneh memang. Melihat logika dan perasaan beradu untuk mencari apa sebenarnya ada di benakku. Apa yg terjadi padaku saat ini. Aku tak tahu. Ingin biasa, ingin kembali bersama sukacita layaknya anak kecil yang bermain tanpa lelah. Kenapa ini? Serasa semua menghilang. Semua menjauh dan tinggal aku sendiri. Terpaku diatas tempaan besi berjajar yg mengiringi langkahku untuk pergi. Aku ingin kembali, tapi entah bagaimana harus terjadi.

During
Di Sudut Pintu Kereta

Terdiam


Dihempas arus, tersudut dipusaran air. Yang terlintas berbeda. Aku rasakan kasih sayangmu Tuhan, tapi tidak kau hilangkan saja ingatanku? Atau tutup saja mataku. Setidaknya aku tidak lagi ada di masalah ini. Tak lagi hidup tanpa daya. Sempit memang. Namun jalan apalagi untuk ini semua? Iya Tuhan, saya masih bertahan. Terimakasih atas kasih yang kau beri. Kata demi kata mungkin tak sanggup lagi mewakili betapa rapuh tak berdayanya aku dihadapan seseorang yang sangat aku sayangi. Apa yang bisa kuperbuat? Dalam hati berkecamuk rasa cinta dan amarah. Tiada tempat lain selain Engkau untuk ku beradu. Apa maksudnya Tuhan? Apa maksud dirinya? Aku ingin tahu. Ya, sekedar tahu untuk aku bertahan. Bukan untuk apapun, tapi untuk dirinya yang sangat aku sayangi.

During
Sungai Sampeyan

Entah


Kesekian, keberapapun, perbuatan layaknya tak berdosa. Bebas lepas, dihempas buih buih gelombang air menerpa. Hidup tak hidup. Batu besar bertahan arus. Membelah setiap terpaan dosa, perih, dusta, benci, dengki, iri. Layak guguran daun kering, keriput. Tak bernyawa, lepas dengan perlahan. Cinta terjatuh. Batang, ranting hanya terdiam. Sendi sendi tak mengikat. Daun meninggalkan? Tidak.


During
Di  Suatu Tempat