Tuesday, July 17, 2012

Membuka Mata


              Waktu senja di pagi hari. Bahkan ketika mataku baru mulai membuka jendela kehidupan, kenapa tak ada rasa bahagia muncul dari jiwa yang baru menghirup udara sejuk segar? Serta embun yang sedikit demi sedikit menetes dari ujung ujung daun hijau dengan berjuta harapan indah. Namun sirna. Tetesan cermin kesejukan dan kebahagiaan. Tapi berubah tangis, kenapa dengan itu? Terus kau menghilang. Melihat aku seperti orang mati yang tak berguna untuk apapun. Hingga mungkin kau berfikir aku tak memiliki rasa. Ya, aku cuma bisa bertahan. Kau tahu tapi mengapa kau begitu. Semua aneh. Entah apa kau memang tega, atau bagaimana yang kau ingin lakukan kepadaku. Aku benar benar tak tahu. Bertahanlah ka, bertahanlah.bertahan dengan rasa cinta dan kasih sayang yang dalam. Dan sampai sekarang, yakinlah dengan kepercayaanmu. Kepercayaan yang memang di suatu sisi membuatmu ragu. Kehancuran dan kebahagiaan seperti menampar di tiap bagian hati. Remukkan saja aku kalau memang itu maumu. Namun bila itu bukan maksudmu, jangan terus kau begini. Aku terambang dalam lautan kesedihan. Seperti ada seseorang yang menjulurkan tanganya, kadang sirna, kadang nyata. Suatu saat nanti, dan apabila aku masih bertahan dengan keyakinan ini, kembalikan aku. Dan aku rasa hanya kamu, dan hanya kamu satu satunnya separuh jiwa yang bisa mengembalikan keadaan. Mengembalikan semua jiwaku, yang tinggal kepingan kepingan kecil terpecah berserakan. Aku ingin dan sangat ingin kita bahagia, tak hanya kamu, tak hanya aku.

No comments:

Post a Comment